Istana Vihara

Kisah buah dari perbuatan baik dan kedermawanan membangun vihara

Pada suatu hari, Bhante Anuruddha mengunjungi alam dewa. Yang Mulia melihat teman Visakha yang telah terlahir lagi di alam Tiga-Puluh-Tiga, dan beliau bertanya kepadanya tindakan apa yang menghasilkan buah ini?

Devata tersebut menjawab bahwa, di kelahirannya sebagai manusia di kota Savatthi, seorang temannya yang bernama Visakha membangun vihara yang besar bagi Sangha. Dengan memiliki keyakinan, dia ikut bersukacita, karena melihat tempat tinggal yang menyenangkan dan membawa manfaat besar itu.

Maka melalui suka citanya yang murni itu, ketika meninggal ia lahir di alam Tiga-Puluh-Tiga Dewa. Dia memperoleh istana yang luar biasa, yang indah dipandang, seluas enam belas yojana di setiap sisinya.

Tempat tinggalnya merupakan rumah-rumah berpinakel, berpartisi, dan proporsinya dirancang baik. Memukau, rumah-rumah itu bersinar sepanjang seratus yojana sekeliling. Juga memiliki kolam-kolam teratai yang sering didatangi ikan puthuloma, airnya jernih gemerlap dibatasi pasir keemasan.

Kolamnya ditutupi berbagai teratai, dengan lili-air putih yang menebar, mempesona, dikipasi oleh angin sepoi yang menghembuskan wewangian yang menyenangkan ke sekelilingnya. Hutan-hutan apel-mawar, nangka, palem dan kelapa serta berbagai pohon yang tak ditanam tumbuh di dalam tempat tinggalnya.

Kemudian Devata mengatakan, “Istana seperti ini, yang luar biasa, yang indah dipandang bersinar di setiap aspeknya telah dihasilkan melalui tindakanku. Adalah perlu bagi siapa pun untuk melakukan (tindakan-tindakan) jasa.” (15)

Itulah kebahagiaan yang diperoleh oleh ia yang memiliki keyakinan pada Tiratana. Ia bersuka cita dalam melakukan kebajikan. Ia memperoleh kebahagiaan duniawi dan surgawi. Ia yang melakukan tindakan bajik berdana dengan pikiran luhur untuk membersihkan kotoran batin, maka ia juga akan terbebas dari penderitaan, mencapai kebahagiaan tertinggi, Nibbana.

Kemudian Thera itu (Y.M Anuruddha), karena ingin mengetahui tempat kelahiran-ulang Visakha, menyampaikan syair ini:

“Tepatnya, dengan ikut bersukacita secara murni engkau telah memperoleh Istana, yang luar biasa, yang indah dipandang. Dan perempuan itu (Visakha), orang yang telah memberikan dana itu, beritahukanlah mengenai kelahirannya. Dimana dia telah muncul?” (16)

Untuk menjelaskan hal yang ditanyakan oleh Thera tersebut, dia (Devata tersebut) berkata:

“Dia yang dulu adalah temanku itu, Bhante yang terhormat, telah membangun vihara yang besar bagi Sangha. Dia yang memahami Dhamma (dan) memberikan dana itu telah muncul di antara para Dewa-Yang-Bergembira-Dalam-Mencipta. (17)

Dia kini adalah ratu utama dari Sunimmita. Sungguh tak terbayangkan buah dari tindakan itu. Hal yang ditanyakan tadi, Bhante yang terhormat: di mana dia telah muncul, telah saya jelaskan seperti apa adanya. (18)

Karena ini, desaklah juga orang-orang lain supaya dengan gembira mereka memberikan dana kepada Sangha dan mendengarkan Dhamma dengan pikiran penuh keyakinan. Kelahiran di anrata manusia – yang sangat sulit untuk diperoleh – telah didapat (olehmu). (19)

Guru Sang-Jalan telah mengajarkan jalan itu. Beliau yang memiliki suara Brahma, yang berkulit menyerupai emas. Dengan gembira persembahkanlah dana kepada Sangha di mana dana dengan keyakinan itu akan memberikan buah yang besar. (20)

Itulah kebahagiaan yang diperoleh oleh mereka yang memiliki keyakinan pada Tiratana. Mereka bersuka cita dalam melakukan kebajikan. Mereka memperoleh kebahagiaan duniawi dan surgawi.

Melalui syair ini, Devata (ia yang telah mencicipi rasa bahagia dan manfaat dari tindakan bajik dan kedermawanan) mengingatkan kita agar berpraktik kedermawanan sehingga kelahiran sebagai manusia yang berharga ini tidak sia-sia.

Lakukanlah tindakan bajik, berdanalah dengan pikiran luhur untuk membersihkan kotoran batin, maka kita akan terbebas dari penderitaan, mencapai kebahagiaan tertinggi, Nibbana.

Devata melanjutkan syair tentang buah dari perbuatan baik dan kedermawanan berdana kepada Sangha dengan membangun vihara.

Delapan jenis manusia yang dipuji oleh para bijaksana, ada empat pasang mereka ini, pantas menerima persembahan, siswa-siswa Sang Buddha. Dana kepada mereka ini akan memberikan buah yang besar. (21)

Ada empat yang berada pada Sang Jalan, dan empat yang telah mantap di dalam buahnya. Sangha ini bersifat lurus dan terkonsentrasi pada kebijaksanaan dan moralitas. (22)

Bagi manusia, para makhluk, yang mempersembahkan dana dan berharap untuk memperoleh jasa kebajikan, sungguh dana yang dipersembahkan kepada Sangha akan memberikan jasa kebajikan yang berguna di dalam kelahiran-kembali; dana itu akan memberikan buah yang besar. (23)

Karena Sangha ini terbesar, amat luas. Ia tak terukur bagaikan samudera, lautan. Siswa-siswa pahlawan antara manusia ini merupakan yang terbaik dari mereka ini, membawa kecemerlangan di mana pun mereka mengulang Dhamma. (24)

Mereka yang memberikan dana kepada Sangha – dana mereka inilah yang diberikan dengan benar, dipersembahkan dengan benar, dikorbankan dengan benar. Dana yang dipersembahkan kepada Sangha akan menghasilkan buah yang besar, dan dipuji oleh para pengenal alam. (25)

Dengan mengingat tindakan jasa semacam ini, mereka yang berjalan di dunia dengan sukacita yang muncul, yang telah menghancurkan noda kekikiran sampai ke akarnya yang tak-ternoda-akan mencapai alam surga.” (26)

Y.M. Anuruddha, setelah kembali ke alam manusia, menceritakan hal ini kepada Sang Buddha sebagaimana dia telah mendengarnya dari devata itu. Sang Buddha menjadikan hal itu sebagai kesempatan untuk mengajarkan Dhamma.

Itulah kebahagiaan yang diperoleh oleh ia yang memiliki keyakinan pada Tiratana. Ia bersuka cita dalam melakukan kebajikan. Ia memperoleh kebahagiaan duniawi dan surgawi.

Melalui syair ini, Devata (ia yang telah mencicipi rasa bahagia dan manfaat dari tindakan bajik dan kedermawanan) mengingatkan kita agar berpraktik kedermawanan sehingga kelahiran sebagai manusia yang berharga ini tidak sia-sia.

Lakukanlah tindakan bajik, berdanalah dengan pikiran luhur untuk membersihkan kotoran batin, maka kita akan terbebas dari penderitaan, mencapai kebahagiaan tertinggi, Nibbana.

DONASI PEMBANGUNAN

BANK CENTRAL ASIA ac. 0222.558.199 an. YAYASAN VIHARA MAHASAMPATTI
BANK MANDIRI ac. 106.00.8000819.9 an. YAYASAN VIHARA MAHASAMPATTI
BANK BRI ac. 0633.01.000925.56.4 an. YAYASAN VIHARA MAHASAMPATTI

 

Info lebih lanjut, hubungi: 

  • Eddy Dhammadipa
0812.6066.9675  
  • Herman Cittasudho
0812.6059.921  
  • Wikiyanto
0811.6075.600  
  • Fadil Masri
0811.600.788  


SEKRETARIAT

VIHARA MAHASAMPATTI
Jalan Pajang No. 1-3-5-7-9-11,
Kelurahan Sei Rengas Permata,
Kecamatan Medan Area,
Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara

ALAMAT RELOKASI SEMENTARA VIHARA :
Jalan M.H. Thamrin No. 166AB,
Kelurahan Sei Rengas I
Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatra Utara

line_me1600 @mahasampatti
Logo-WA0852 6176 1777
phone(061) 736 9410